Palgunadi sangat sakti dan sangat mahir mempergunakan senjata panah. Ia juga mempunyai cincin pusaka bernama Mustika Ampal yang menyatu dengan ibu jari tangan kanannya. Palgunadi berwatak; jujur, setia, tekun dan tabah, sangat mencintai istrinya.
Palgunadi adalah seseorang yang gigih dalam menuntut ilmu. Suatu ketika Palgunadi mendapatkan bisikan ghaib untuk mempelajari ilmu atau ajian Danurwenda yang kebetulan hanya dimiliki oleh Resi Drona. Keinginannya yang kuat untuk menimba ilmu panah lebih jauh, menuntun dirinya untuk datang ke Hastina dan berguru langsung pada Drona.
Namun niatnya ditolak, dikarenakan kemampuannya yang bisa menandingi Arjuna, dan keinginan dan janji Drona untuk menjadikan Arjuna sebagai satu-satunya ksatria pemanah paling unggul di jagat raya, yang mendapat pengajaran langsung dari sang guru. Ini menggambarkan sisi negatif dari Drona, serta menunjukkan sikap pilih kasih Drona kepada murid-muridnya, dimana Drona sangat menyayangi Arjuna melebihi murid-murid yang lainnya.
Penolakan sang guru tidak menghalangi niat Palgunadi untuk memperdalam ilmu keprajuritan, ia kemudian kembali masuk kehutan dan mulai belajar sendiri dan membuat patung Drona serta memujanya dan menghormati sebagai seorang murid yang sedang menimba ilmu pada sang guru. Berkat kegigihannya dalam berlatih, Palgunadi menjadi seorang prajurit yang gagah dengan kecapakan yang luar biasa dalam ilmu memanah, bahkan lebih pandai daripada Arjuna, murid kesayangan Drona.
Berkat kegigihannya, patung tersebut akhirnya disusupi oleh Sang Hyang Widhi yang kemudian memberikan Palgunadi cincin pusaka Mustika Ampal – yang berisi segala macam kesaktian memanah, kesaktian yang membuatnya menjadi seorang ksatria unggul yang tak terkalahkan.
Ketika para pendawa telah menetap di Indrapasta, Palgunadi ingin memberi persembahan kepada gurunya Resi Dorna di Hastinapura untuk memberitahukan bahwa Palgunadi kini telah menikah dan menjadi seorang raja, yang bergelar Prabu Bambang Ekalaya.
Kotak-kotak persembahan itu kemudian dibawa oleh istri Palgunadi (Dewi Anggraini) dengan dikawal beberapa ponggawa. Dalam perjalanan mereka diserang oleh sekelompok raksasa yang membunuh seluruh ponggawa. Istri Palgunadi berhasil melarikan diri tapi para raksasa terus mengejar.